Islam dan Kehidupan Pribadi Manusia


Islam dan Kehidupan Pribadi Manusia. Islam dia adalah jalan yang lurus, mudah dipelajari, praktis untuk di amalkan terjamin dalam kebenarannya. Allah SWT, menjelaskan : “sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran dan sungguh Kami yang menjaga keasliannya “. ( Al-Quran Surat Hijr ayat ke 9).

Islam yang rujukannya Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, mampu sejak dulu sampai waktu tanpa batas meluruskan yang salah kepada yang benar disebut reformasi pribadi maupun secara menyeluruh tanpa dibatasi ruang dan waktu, setiap lembar Al-Quran itu menjadi penuntun guna mereformasi diri dan bangsa. Ayat pertama turun. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang paling Pemurah, Yang mengajar ( manusia) dengan perantaraan kalam). Dan mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya “. ( Al-Quran Surat Al-Alaq ayat ke 1 sampai 5).

Empat belas abad telah berlalu, sejarah mencatat bahwa masyarakat Arab diselimuti kegelapan dan peradaban, sampai berada didasar jurang keruntuhan. Insane saat itu kehilangan pegangan. Tata kemanusiaan tinggal namanya saja lagi. Manusia dalam prilakunya menunjukkan sebagai hewan, kecuali meiliki akal disebut dalam bahasa agama hewan yang memiliki pemikiran, dan berkeinginan untuk lebih maju dan modern.

Akal itu dijadikan dibuat sebagai tunggangan nafsu untuk memusakan kehendak hewaniyah sendiri. Situasi dan kondisi demikian sudah hampir-hampir merata dikalangan masyarakat Arab ketika itu. Ajaran Allah SWT, lewat Rasul-Rasul pilihan diturunkan Allah SWT, ke bumi tidak masuk hitungan masyarakat Arab waktu itu. Kekuasaan dan kebenaran telah dapat dikatakan kabur sudah mencapai kapal kehilangan kemudi sedang menghadapi gelombang besar tengah lautan luas, kecuali jadi pedoman adalah kekuatan fisik, maka lahirlah si kut pasti menang.

Kekuatan fisik ini dapat saja berubah bentuk kekuasaan atau kekayaan, sedang si lemah dan miskin tetap berada dipihak yang “salah”.

Pada saat itu lah Allah SWT. Yang Rahim Rahman mengembalikan masyarakat Arab kepada harkat ke manusiaan sehingga berfungsi dengan kejadian sucinya yakni sebagai “ Khalifah di bumi”.

Ketika itulah Allah SWT, megutus Muhammad menjadi Nabi dan Rasul dengan beban tugas sangat berat. Ia menyeru umat kembali kejalan yang benar ( amar makruf nahi mungkar). Jalan yang didambakan segenap umat sejak dulu sampai sekarang.

Muhammad SAW, mendapatkan tugas merombak peradaban jahiliyah yang penyebab masyarakat Arab merluncur jauh ke jurang kegelapan ilmu dan peradaban.

Sesungguhnya situasi demikian ( runtuhnya ilmu dan peradaban ) manusia-manusia di tanah Arab sukarlah rasanya Muhammad akan mampu mengadakan perubahan, yang disebut sekarang Era reformasi.

Karena Muhammad SAW, sedang dikurung ditengah kegelapan disemua sendi-sendi kehidupan, tetapi tugas itu wajib dilaksanakan.

Dapat disadari jikalah Muhammad SAW, kerja hanya dengan ratio (pemikiran) kemanusiaannya, akal insan semata sukarlah Muhammad melakukan perubahan dari masyarakat jahil ke masyarakat suasana yang di redhai Allah SWT. Muhammad tidak berbuat berpedoman akal semata. Muhammad hanya pelaksana dengan alat wahyu diturunkan Allah SWT.

Di malam 17 Ramadhan Muhammad SAW, diperintahkan melaksanakan “ Revolusi Kemanusiaan”. Mengembalikan masyarakat tanah Arab kepada kemanusiaan yakni dari sifat hewaniyah.

Malam itulah (17 Ramadhan) Jibril atas perintah Allah SWT, menjumpai atau menemui Muhammad ditempat dia berkhalwatdi Gua Hira. Menyampaikan Firman Allah yang pertama, Surat Al-Alaq ayat 1-5 tersebut.

Muhammad dengan bermodalkan wahyu Allah SWT itu, membaca nama Allah kendatipun ibarat sebatang lilin ditengah kegelapan keruntuhan masyarakat Arab mampu menerangi situasi dan kondisi yang ada.

Muhammad tidak tunduk terhadap situasi dan kondisi kebejatan sedang mengurungi masyarakat Arab beserta isinya. Muhammad SAW, menciptakan situasi dan keadaan baru, ialah mengangkat kesadaran yang mengendap, disebabkan timbunan sampah kebatilan menguasai keadaan waktu itu.

Al-Quran sebagai pedoman Muhammad dapat menyingkirkan kejahilan berhasil menjadi suasana ta’at. Dalam jangka waktu 23 tahun Muhammad SAW, merubah masyarakat sembarut menjadi masyarakat damai, adil, makmur. Masyarakat selama ini ditandai kebodohan tidak mengenal harkat diri kemanusiaan itu mulanya dapat dibentuk menjadi masyarakat “ Badhtun Taibathun Warabun Ghafur”. (Dibawah naungan ampunan Allah SWT).

Terbukti sejak dulu sampai sekarang manusia-manusia berusaha kea rah membentuk masyarakat aman makmur. Hanya saja belum jadi kenyataan secara penuh, kecuali manusia pemikir itu dilahirkan dari karya besar yang mulia Muhammad SAW.

Sekarang umat sedang dihadapkan kepada tantangan diberbagai penjuru. Sebagai umat Muhammad SAW. Saatnya satu bahasa memperbaharui untuk membangun disemua sendi-sendi kehidupan, guna mencapai masyarakat adil makmur yang sedang didalam pembinaan sekarang. Inilah yang dimaksud Islam dan kehidupan pribadi manusia. (Berbagai sumber).

0 ความคิดเห็น: