Dipetik dari http://ms.wikipedia.org/wiki/Hari_Raya_Aidil_Adha
Pada hari isnin ni,para jemaah haji akan mula berkumpul di padang Arafah utk berwukuf.
Padang Arafah merupakan daerah terbuka dan luas yang terletak di sebelah timur luar kota suci Makkah, disinilah umat Islam menunaikan rukun wukuf. Wukuf di padang Arafah merupakan salah satu rukun haji, bagi mengingati kembali peristiwa di mana Nabi Adam a.s. dan Hawa telah diturunkan ke bumi dari syurga atas sebab mengingkari perintah Allah dan terpedaya oleh tipu daya Iblis. Mereka telah dipisahkan di dunia ini dan mengambil masa 40 tahun untuk bertemu kembali. Tempat pertemuan mereka adalah di Padang Arafah iaitu di Jabar Rahmah. Di sinilah bertahun-tahun mereka memohon ampun daripadaAllah. Akhirnya permohonan mereka diterima Allah.Wukuf di Padang Arafah pada 9 Zulhijjah bererti berhenti seketika di padang itu.Berada di padang Arafah dalam suasana hangat dan panas terik memberi peringatan awal kepada umat Islam mengenai keadaan di padang Mahsyar di mana semua manusia tanpa mengira bangsa,pangkat atau kedudukan akan dihimpunkan untuk menerima pengadilan berdasarkan amalan makruf dan mungkar mereka semasa di dunia.
Sejarah Hari Raya Qurban
Qurban wajib bagi orang yang mampu atau berkemampuan tetapi apabila tidak
melaksanakannya, Nabi Muhammad saw mengingatkan :
“Barang siapa yang sudah mampu dan mempunyai kesanggupan tapi tidak berqurban,
maka dia jangan dekat-dekat ke mushala-ku.” Hadis tersebut merupakan sindiran
bagi orang-orang yang mampu dan banyak harta tetapi tidak mau berqurban.
Sejarah qurban dibagi kepada tiga, yaitu: zaman Nabi Adam As; zaman Nabi
Ibrahim As; dan pada zaman Nabi Muhammad saw.
Zaman Nabi Adam As
Ketika zaman Nabi Adam As, qurban dilaksanakan oleh putra-putranya yang
bernama Qabil dan Habil. Kekayaan yang dimiliki oleh Qabil mewakili kelompok
petani, sedang Habil mewakili kelompok penternak. Saat itu sudah mulai ada
perintah, siapa yang memiliki harta banyak maka sebahagian hartanya dikeluarkan
untuk qurban.
Sebagai petani si Qabil mengeluarkan qurbannya dari hasil pertaniannya dan
sebagai peternak si Habil mengeluarkan haiwan-haiwan peliharaanya untuk qurban.
Diterangkan dalam sejarah, harta yang diqurbankan itu disimpan di suatu tempat
yaitu di Padang Arafah.
Qabil dan Habil mempunyai sifat yang berbeza. Si Habil mengeluarkan haiwan
yang diqurbankan dengan tulus ikhlas yang mana haiwan yang dipilih gemuk dan
sihat. Manakala siQabil, memilih buah-buahan yang busuk. Ketika keduanya
melaksanakan qurban, ternyata yang habis adalah qurban yang dikeluarkan oleh si
Habil sementara buah-buahan yang dikeluarkan si Qabil tetap utuh, tidak
berkurang.
Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur?an surat Al-Maidah ayat 27 :
“Ceritakan kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang
sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah
seorang dari meraka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil),
Ia berkata : “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil ” Sesungguhnya Allah hanya
menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa”.
Qurban si Habil di terima Allah SWT kerana dia mengeluarkan sebagian hartanya
yang bagus-bagus dan dikeluarkan dengan tulus dan ikhlas. Sementara si Qabil
mengeluarkan sebagian harta yang tidak baik dan secara terpaksa.
Zaman Nabi Ibrahim As
Ketika Nabi Ibrahim berusia 100 tahun beliau belum juga dikurnia putra oleh
Allah dan beliau selalu berdo?a: Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang
anak yang saleh” Kemudian dari isterinya yang kedua yakni Siti Hajar yang
dinikahinya ketika Nabi Ibrahim mengadakan silaturahmi ke Mesir (setiap
kedatangan pembesar diberi hadiah seorang isteri yang cantik oleh pembesar
Mesir).Dari Siti Hajar lahirlah seorang putra yang kemudian diberi nama Islam,
ia lahir di tengah-tengah padang pasir yang mudian dikenali sebagai Mekkah.
Pada saat Nabi Ibrahim diberi petunjuk oleh Allah agar meninggalkan isterinya
Siti Hajar dengan seorang putranya, Ismail. Beliau meninggalkan beberapa potong
roti dan sebuah guci berisi air untuk Siti Hajar dan Ismail. Pada waktu Siti
Hajar kehabisan makanan dan air, ia melihat disebelah timur ada air yang
ternyata adalah fatamorgana yaitu di Bukit Sofa. Di situ Ismail ditinggalkan
dan Siti Hajar naik Ke Bukit Marwah serta kembali ke Sofa sampai berulang tujuh
kali, tapi tidak juga mendapatkan air sampai ai kembali ke Bukit Marwah yang
terakhir.
Ismail yang kehausan menendang-nendang tanah yang tiba-tiba keluar air dari
dalam tanah. Siti Hajar berlari kebawah sambil berteriak kegirangan
:”zami-zami?” itulah kemudian tempat itu dinamakan Perigi Zam-zam.
Nabi Ismail ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim yang berada di Yerusalem sampai
Nabi Ismail menjelang remaja. Kemudian di Yerusalem ternyata Siti Sarah hamil
melahirkan seorang putra yang diberi nama Iskhak. Nabi Ibrahim diperintahkan
lagi oleh Allah untuk kembali ke Mekkah untuk menengok istri dan anaknya yang
pertama yaitu Nabi Ismail, yang rupanya sudah mulai besar.
Dalam suatu riwayat kira-kira berusia 6-7 tahun. Sejak dilahirkan sampai
besar itu Nabi Ismail menjadi kesayangan. Tiba-tiba Allah memberi ujian
kepadanya, sebagaimana firman Allah dalam surat Ash Shaffaat : 102 : “Maka
tatkala sampai (pada usia sanggup atau cukup) berusaha bersama Ibrahim, Ibrahim
berkata : Hai anakku aku melihat dalam mimpi bahawa aku menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa pendapatmu ” Ia menjawab: “hai bapakku kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu, Insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar”.
Asbabun Nujul atau latar belakang sejarahnya ketika nabi Ibrahim bermimpi
(ru?yal Haq). Dalam impiannya ia mendapat perintah dari Allah supaya
menyembelih putranya Nabi Ismail dan sampai di Mina beliau menginap, beliau
mimpi yang sama. Demikian juga ketika di Arafah malamnya di Mina, masih
bermimpi yang sama juga. Ibrahim kemudian mengajak putranya Nabi Ismail,
kira-kira antara ratusan meter dari tempat tinggalnya (Mina), baru lebih kurang
70-80 meter berjalan, syaitan menggoda isterinyanya Siti Hajar: “Ya Hajar!
Apakah benar suamimu yang membawa parang akan menyembelih anakmu Ismail ?”.
Akhirnya Siti Hajar, sambil berteriak-teriak: “Ya Ibrahim, ya Ibrahim mau
dikemanakan anakku?” Tapi Nabi Ibrahim tetap melaksanakan perintah Allah SWT,
ditempat itulah dimana pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah bagi jemaah haji
disuruh melempar batu dengan membaca : Bismillahi Allahu Akbar. Hal tersebut
mengandung arti bahwa kita melempar syaitan atau sifat-sifat syaitan yang ada
di dalam diri kita.
Akhirnya tibalah mereka di Jabal Qurban kira-kira 200 meter dari tempat
tinggal Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, sebagaimana di firmankan oleh Allah
didalam surat ASH-Shaffaat ayat 103-107: “Tatkala keduanya telah berserah diri
dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran
keduanya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang yang berbuat baik”. Sesungguhnya ini benar-benar
suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang
besar “.
Zaman Nabi Muhammad saw
Masalah qurban diceritakan kembali yaitu di dalam surat Al-Kautsar ayat 1-3
“Se-sungguhnya Kami telah memberikan kepadanya nikmat yang banyak, Maka
dirikanlah solat kerana Tuhanmu, dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang
yang membenci kamu dialah yang terputus”. Berbicara tentang kenikmatan, Allah
mengingatkan: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tiadalah dapat kamu
menhitungnya” (QS:Ibrahim: 34).
0 ความคิดเห็น: